Membeli barang di atas USD200 di Aliexpress – Toko Online China

Update:

Perhitungan besaran bea Masuk sudah berubah dengan Peraturan Menteri Keuangan NOMOR 182/PMK.04/2016 tentang KETENTUAN IMPOR BARANG KIRIMAN

Bagian Ketiga
Pengeluaran Barang Kiriman Yang Diimpor untuk Dipakai
Pasal 13
(1) Barang Kiriman yang diimpor untuk dipakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, dapat diberikan pembebasan bea masuk dengan nilai pabean paling banyak FOB USD100 (seratus United States Dollar) untuk setiap Penerima Barang per kiriman.

(2) Dalam hal nilai pabean Barang Kiriman melebihi batas nilai pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bea masuk dan pajak dalam rangka impor dipungut atas seluruh nilai pabean Barang Kiriman tersebut.

 

Update ==> Perhatian:

Sebaiknya hindari dulu pembelian ke Aliexpress, ada beberapa kasus yang muncul beberapa waktu terakhir ini yang mungkin dapat merugikan pembeli.

Berikut ada cerita dari customer dari luar Indonesia yang mengalami “hari buruk” gara-gara diberikan nomor tracking palsu. Silakan buka link dari techtablets. Salah seorang pembaca blog ini juga mengalami hal serupa. Sepertinya trik memberikan nomor tracking palsu sering digunakan Seller untuk menghindari sistem auto cancel atau pembatalan order otomatis ketika Seller belum bisa memenuhi pesanan pembeli. Hal ini terjadi karena sebenarnya si Seller tidak punya stock yang ready untuk dijual atau dengan kata lain, sebagian besar mereka adalah sekedar Reseller.

Jadi, ada baiknya untuk mencoba mengunakan alternatif lain yang lebih aman, seperti toko online dengan website tersendiri seperti geekbuying, gearbest atau banggood. Saya telah melakukan beberapa kali pembelian melalui 3 toko online tersebut dan barangnya sampai (meski waktunya lumayan lama juga). Nah, yang lebih penting adalah toko online yang memberikan alternatif pembayaran yang aman melalui paypal. 

Membeli barang secara online bukanlah hal yang aneh semenjak menjamurnya warnet di awal tahun 2000-an. Dulu pernah beli sepeda dengan memesan via website ketika orang masih merasa ragu untuk bertransaksi melalui internet. Bahkan, karena sudah terbiasa beli via online, pernah hampir terjebak membeli barang dari penipu yang mengiklankan via website.

Waktu itu, dia mengiklankan gadget dengan harga setengah dari harga asli saat itu. Iklannya kelihatan cukup meyakinkan. Untungnya, masih ada teman yang mengingatkan bahaya penipuan yang sudah mulai merambat ke dunia maya.

Akhirnya, sebelum transaksi, teman saya mengontak kerabatnya yang kebetulan tinggal di daerah si penjual penipu tersebut. Alhasil, toko dengan alamat yang ada di iklan tidak pernah ada. Alhamdulillah, masih dilindungi dari penipuan.

Model Pembayaran

Sejak saat itu, saya selalu membiasakan riset kecil-kecilan terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. entah dengan googling ID, nomor HP atau nomer rekening yang digunakan. dan yang terpenting, selalu menggunakan perantara pihak ketiga seperti rekening bersama untuk memastikan keamanan “uang” yang ditransfer ke penjual.
Nah, untungnya saat ini sebagian besar toko online sudah menggunakan model “rekber” ini seperti tokopedia, bukalapak, lazada dan lainnya.

Salah satu toko online yang menawarkan gadget yang belum ada di Indonesia adalah Toko Aliexpres (aliexpress.com).
Sebelumnya, saya coba dulu dengan membeli barang dengan harga tidak terlalu mahal untuk test case dulu di toko online luar negeri, misalnya geekbuying.

Geekbuying saya pilih karena saya belum banyak paham toko online yang menjual gadget dari China dan dia menawarkan model pembayaran melalui paypal.
Paypal sendiri saya kenal karena pernah beberapa kali melakukan pembelian dan bahkan penjualan barang via ebay. Waktu itu ketika masih nyari ilmu di negeri tetangga.
Pengalamannya juga beragam, pernah menghadapi penjual yang ramah sampai yang “kurang baik” sampai saya harus menyampaikan “dispute” ke pihak ebay.

Tahun ini juga pernah mengalami masalah dengan penjual di Ebay, barang tidak pernah sampai ke tangan saya. Masukkan “dispute”, alhamdulilah bisa balik meskipun telah terpotong atau penjualnya yg hanya mengembalikan sebagian. dan nilainya memang tidak besar.

Jadi, kita juga tetap harus hati2 meskipun sudah ada model rekber karena masih banyak celah yang bisa merugikan kita.

Bermodal dari pengalaman itu, kita sebaiknya selalu melihat reputasi seller dan banyaknya transaksi seller tersebut. berdasarkan pengalaman, sebenarnya harga barangnya “terbilang” masih mahal dibandingkan dengan harga lokal di sana. Namun, sekali lagi, penekanan di sini adalah kita mencari barang/gadget yang memang belum beredar di Indonesia. Jika sudah ada di Indonesia, harganya sebenarnya gak jauh beda (asal pembandingnya seperti dengan harga jakartanotebook misalnya).

Pengalaman membeli di atas USD200

Terakhir saya transaksi di atas USD200 adalah ketika membeli Ipaq 2750 via eBay, itu pun saat masih di negeri kanguru, di mana saya masih merasa aman dengan adanya paypal. Namun semenjak itu, jarang sekali melakukan pembelian online kecuali di toko online nasional yang memang sudah memiliki reputasi.

Nah, karena masih ngeri transaksi dengan jumlah besar, akhirnya saya mencoba mencari alternatif model pembayaran yang relatif aman (saya sendiri belum merasa ada yang bener2 aman). Sasaran saya adalah membeli di aliexpress karena harga di sini relatif jauh lebih murah dibanding geekbuying atau toko lain yang mengiklankan diri via web detik. Ternyata, model aliexpress itu sama dengan lazada dan yang semacam sehingga sebenarnya masih relatif lebih aman. Cuma saya ingin ada “tambahan” keyakinan minimal bisa bayar via paypal misalnya. Tetapi, Aliexpress tidak menawarkan itu. Akhirnya, cari informasi lain sehingga sampai kepada model kartu seperti Neteller, yang sebenarnya adalah kartu debit yang harus diisi dulu sebelum transaksi. Tentunya ini untuk mengurangi risiko menggunakan kartu kredit citibank saya yang sebenarnya bisa dipakai untuk keperluan itu. Cuma saya tidak merasa aman untuk “menebar” nomor kartu kredit ke website luar….masih ngeri dengan risikonya.

Akhirnya, coba buka akun neteller. Persoalan baru muncul,bagaimana cara mengisi neteller secara aman? ternyata agak susah juga nyari seller yang menjual deposit ke neteller. Ada juga risiko saldo neteller yang dijual “berasal” dari yang aktivitas “tidak legal” sehingga ada kemungkinan di tolak.

Doku Wallet

Karena mentok, akhirnya coba mempelajari model pembayaran di Aliexpress. Walah-walah….ternyata toko online ini sudah lama menyasar pasar Indonesia yang masyarakatnya konsumtif dan suka dengan gadget baru….Baru tahu kalau dia sudah bekerjasama dengan Doku Wallet (dokuwallet.com). Saya tadinya melihat satu ikon merah dengan tulisan doku. Saya cari tahu ternyata itu adalah logo doku wallet.

Akhirnya, saya buka akun doku wallet. jreng-jreng….akhirnya sudah dapat akun. Alamaaaak, ternyata doku pake pembatasan saldo maksimal. Waktu buka awal cuma dapet maksimal 1juta. Gimana bisa buat mbayar transaksi yang di atas 1Juta?

Karenanya, saya harus mengajukan dulu kenaikan batas saldo maksimal dengan keharusan mengupload kartu identitas. Sudah dua hari saya upload, tapi gak juga ada respon. Terpaksa telepon langsung ke doku wallet. Ternyata, yang dikatakan diwebsite tidak sepenuhnya benar,katanya cukup 2×24 jam. Buktinya setelah 2 hari, belum tentu ada respon. Jadi, sebaiknya Anda telpon saja langsung ke Doku Wallet buat naikin batas saldo.

Ehmm…Kebeli juga…

Singkat cerita, jadilah saya beli Tablet dual boot windows android Kitkat, Teclast X98 air 3G (nantikan review dari saya, khusus mengenai tablet ini. Tablet ini memang saya incar sebagai pelengkap (atau mungkin malah menggantikan) fungsi Surface Pro saya yang kelewat berat untuk ukuran tablet. Surface pro gak nyaman buat di tenteng2 saat ngajar….abot Mas….

Hasil dari googling, ternyata menurut website resmi Teclast, hanya ada 1 distributor atau reseller resmi yang jualan di Aliexpress. Dan momennya memang pas…saya sudah menunggu paling tidak sebulan sebelum memastikan bahwa batch yang saya beli sudah lebih oke produksinya dan softwarenya sudah lebih matang…

Sellernya adalah Shenzhen OKQI Electronics Mall, dan ditilik dari harganya pun termasuk murah dibanding seller lainnya. Yang terpenting, ini adalah versi yang dual boot….titik.

Sebenarnya agak riskan juga beli barang menjelang waktu natal. Bisa dibayangkan pasti lagi benar2 peak season untuk transaksi maupun untuk lalu-lintas pengiriman barang. Tapi karena kadung sudah kebelet, hal itu tidak masuk dalam pertimbangan hehehe…

Ternyata oh ternyata, cerita mbulet2 di atas itu sebenarnya bisa disingkat dengan jelas dan ringkas….Aliexpress bisa pake pembayaran lain selain Kartu Kredit atau Doku…..dan bisa pake Mandiri Click pay….walah-walah….mestinya kalau sudah tahu dari awal, gak perlu susah payah sampai mundur 2 hari karena nunggu verifikasi saldo maksimal…..

Intinya, saya kurang banyak “riset”nya…..hehehe….

Akhir cerita, tablet Teclast tersebut akhirnya sampai juga di tangan. Cukup lama juga prosesnya mengingat si seller sebenarnya pake EMS yang sampainya juga cepat. Cuma saya yakin karena memang bulan ini volume transaksi memang lagi gila….(menjelang natal tentunya). Dari proses order sampai dengan barang diambil di kantor pos butuh waktu 2 minggu-an. Mungkin kalau bukan bulan Desember, harusnya nyampai lebih cepat.

Selisih Nilai Perhitungan Bea PPh dan PPN

Saya masih punya penggalan cerita yang tersisa dari pengalaman ini. Salah satunya adalah yang terkait dengan penghitungan bea PPH dan PPN barang yang kita beli. Dari pengalaman pertama ini, ternyata Seller suka membuat invoice yang “under value” banget dengan nilai sebenarnya. Akibatnya, yang kesulitan adalah teman2 pemeriksa di bea cukai Bandara atau port setempat.

Nah, punya saya yang harganya USD229 termasuk freight in ternyata hanya ditulis sebesar USD45 dengan deskripsi yang beda pula dengan isinya. Wajar saja kadang kalau pihak pemeriksa memberikan penilaian yang tidak akurat, karena mereka harus menebak berapa harga seharusnya….

Makanya, sangat disarankan untuk memberikan pesan kepada Seller untuk mengisi harga dan deskripsi yang benar mengenai barang yang ada dalam box. Yang terjadi di saya, Petugas bea cukai membebankan dengan harga senilai USD250, harga yang masih wajar mengingat banyak juga website lain yang menjual dengan harga lebih mahal. Selisihnya sebenarnya masih tidak terpaut jauh.

Namun, ada juga aturan lainnya terkait perhitungan PPHnya yang ternyata dipukul rata dengan asumsi pembeli dari Indonesia tidak memiliki NPWP misalnya. Asumsi ini sangat logis juga sebenarnya, mengingat sebagaian besar penduduk Indonesia belum sadar terkait pajak.

Untuk pembelajaran, saya kemudian tetap menyampaikan keberatan kepada pihak Bea Cukai, yang saat ini masih dalam proses juga. Jadi, saya juga ingin menguji bagaimana respon atas keberatan ini, yang mungkin akan menjadi bahan cerita saya pada saat mengajar.

Bagi teman-teman yang ingin sedikit memahami mengenai impor, mungkin ada baiknya menengok website Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta di sini.

Untuk panduan perhitungannya ada di link berikut ini:

• BARANG KIRIMAN ATAU PAKET YANG DIKIRIM MELALUI POS DENGAN EMS
• Contoh Perhitungan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor atas Barang Kiriman Pos

Semoga bisa bermanfaat juga buat pembaca blog ini.

Sekian dulu celotehnya….

Wassalam

25 Desember 2014

Update:

8 Januari 2015

Tanggal 6 Januari saya telpon Kantor Pos tempat saya mengambil barang dan diberi tahu bahwa telah ada koreksi pengenaan bea pph dan ppn untuk saya.

Welldone BC! Thanks buat teman2 di Kantor BC Soetta yang menangani pemeriksaan dan penghitungan barang impor.

Akhirnya, hitungannya tepat sebagaimana yang seharusnya. Sebagai bahan pelajaran, jangan lupa meminta Seller untuk mencetak invoice yang sebenarnya dan apabila mungkin di buatkan alamat url yang dipendekkan (misal pake goo.gl) yang mengarah langsung ke produk yang kita beli, agar mempermudah petugas dalam mengidentifikasi dan menghitung bea masuk. Dan mungkin menulis nomor NPWP di bawah nama atau alamat agar tidak kena tarif yang dua kali besarnya.

Untuk review tabletnya (Teclast X98), tunggu di blog saya…